
Pendahuluan: Emotional Eating dan Cara Mengatasinya
Emotional eating atau makan karena emosi adalah kebiasaan makan bukan karena lapar, tetapi karena stres. Biasanya terjadi saat seseorang merasa tertekan, cemas, bosan, atau sedih. Emotional eating dapat merusak kesehatan fisik dan mental jika tidak segera diatasi.
Emotional eating terjadi saat makanan dijadikan pelarian emosional. Ini bukan soal lapar, tapi soal perasaan. Beberapa penyebab umumnya antara lain:
-
Stres berkepanjangan
-
Rasa kesepian atau hampa
-
Kebiasaan sejak kecil
-
Pengaruh lingkungan atau sosial
Tanda-Tanda Anda Mengalami Emotional Eating
Kenali tanda-tandanya untuk menghentikannya lebih awal. Beberapa gejala umum:
-
Makan dalam jumlah besar secara tiba-tiba
-
Ingin makanan tertentu (biasanya tinggi gula atau lemak)
-
Makan meski tidak lapar
-
Merasa bersalah setelah makan
Jika tanda-tanda ini muncul, besar kemungkinan Anda mengalami emotional eating akibat stres.
Bedakan Rasa Lapar Emosional dan Lapar Fisik
Untuk menghentikannya, penting membedakan dua jenis rasa lapar:
Lapar Fisik
-
Muncul secara bertahap
-
Bisa ditunda
-
Terpenuhi dengan makanan sehat
-
Tidak menyebabkan rasa bersalah
Lapar Emosional
-
Muncul tiba-tiba
-
Butuh makanan cepat dan spesifik
-
Tidak puas meski sudah makan
-
Diikuti rasa bersalah
Cara Menghentikan Emotional Eating Secara Efektif
Berikut langkah-langkah praktis untuk mengatasinya :
1. Sadari Pemicu Emosional
Catat perasaan Anda setiap kali ingin makan. Apa yang memicu keinginan tersebut? Apakah rasa marah, stres, atau kesepian?
2. Gantikan dengan Aktivitas Positif
Alihkan keinginan makan dengan aktivitas seperti jalan kaki, menulis jurnal, atau mendengarkan musik.
3. Praktekkan Mindful Eating
Fokus saat makan. Rasakan rasa, tekstur, dan aroma makanan. Jangan makan sambil menonton TV atau main ponsel.
4. Kelola Stres Secara Sehat
Lakukan meditasi, olahraga ringan, atau latihan pernapasan. Ini membantu meredakan stres tanpa perlu makan.
5. Hindari Stok Camilan Tidak Sehat
Simpan makanan sehat di rumah. Jika tidak ada camilan tidak sehat, Anda tidak akan tergoda saat stres datang.
Membangun Hubungan Sehat dengan Makanan
Hal ini sering berakar dari hubungan yang tidak sehat dengan makanan. Bangun kembali hubungan tersebut dengan:
-
Tidak menyalahkan diri saat makan berlebih
-
Tidak menjadikan makanan sebagai hadiah atau pelarian
-
Memahami bahwa makanan adalah bahan bakar, bukan pelipur lara
Dengan pendekatan ini, bisa diatasi secara jangka panjang.
Dukungan Profesional untuk Mengatasi Emotional Eating
Jika ini terus terjadi, pertimbangkan konsultasi dengan profesional seperti:
-
Psikolog klinis
-
Konselor kesehatan mental
-
Ahli gizi
Mereka bisa membantu Anda memahami akar emosional dari pola makan tidak sehat dan memberi panduan spesifik.
Kesimpulan: Emotional Eating Bisa Dihentikan dengan Kesadaran dan Strategi Tepat
Ini bukan hal yang memalukan, tapi harus dihadapi. Dengan mengenali pemicu, mengelola stres, dan membangun kebiasaan baru, Anda bisa mengakhiri kebiasaan makan saat stres.
Ingat, kunci keberhasilan adalah kesadaran dan konsistensi. Mulailah dari langkah kecil untuk perubahan besar.